Sukes Lawan
Ombak, Nelayan Kwanyar Barat Bisa Tidur Nyenyak
TANGKIS LAUT: Kerja Keras Nelayan Bhagungan bersama PNPM |
Masyarakat dusun Bhagungan Desa Kwanyar Barat
Kecamatan Kwanyar kini bisa tidur nyenyak, pasalnya mereka
tak lagi merisaukan perahu-perahu yang ditinggal di pinggir
laut meski malam ombak besar datang. Sejak adanya tangkis
laut sebagai bangunan alat pemecah ombak, masyarakat yang banyak menggantungkan
hidupnya dari hasil laut ini kini tak lagi khawatir perahu-perahu
mereka rusak diterjang banjir saat ditinggal pulang.
Sejak Tahun 2009, Kecamatan Kwanyar dari 17 Kecamatan
di Kabupaten Bangkalan menjadi lokasi sasaran program pembangunan nasional yang
berbasis pemberdayaan ini (PNPM Mandiri Perdesaan), dengan alokasi Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) sebesar Rp. 3 Milyard. Sejumlah 16 Desa di Kwanyar
berkompetisi untuk mengajukan usulan kegiatan agar dapat didanai oleh PNPM MPd,
salah satunya adalah Desa Kwanyar Barat.
Dalam tahapan perencanaan mulai dengan
Musyawarah Desa Sosialisasi, penggalian gagasan dan Musyawarah Desa
Perencanaan, masyarakat dusun Bhagungan sudah bergemuruh
menyampaikan masalah penting yang menghambat mata pencaharian mereka selama ini.
Semula banyak yang mengkhawatirkan apakah usulan solusi menyelesaikan
masalah yang selalu menghantui nelayan ini bisa terwujud apa tidak, terlebih
mereka sendiri tidak memiliki gambaran bentuk dan teknis pembuatan bangunan
yang diinginkan. Mereka hanya menginginkan
saat berangkat mencari ikan tak lagi mendapati perahu-perahu yang lepas dari
tiang cangkarnya dan rusak akibat serangan ombak saat mereka tinggalkan.
Beruntung, salah satu tokoh paguyuban nelayan Dusun Bhagungan Desa Kwanyar Barat pernah melihat
bangunan yang dimaksud oleh warga. Tasrip, salah seorang nelayan yang pernah
menemui bangunan yang kemudian diketahui bernama TANGKIS LAUT itu di daerah
perariran laut Paciran Kabupaten Lamongan.
“Bapak Ibu jangan khawatir dulu kalau rencana kita ini tidak bisa
diwujudkan, seingat saya pernah melihat bangunan pemecah ombak itu di daerah
Paciran Lamongan yang juga kawasan nelayan seperti disini,” kata Tasrip, tokoh
nelayan Dusun Bhagungan itu saat mendapati teman-temannya pesimis.
Dan beruntung pula, Fasilitator Kecamatan (FK) Zuhri, yang bertugas di
Kecamatan Kwanyar berasal dari Gresik bagian utara perbatasan dengan Paciran. Atas
kegelisahan warga, kemudia Zuhri mengambil gambar tangkis laut di daerah yang
dimaskud Tasrip.
Di sebuah balai nelayan, kemudian masyarakat memutuskan bahwa usulan
yang diajukan untuk didanai nanti adalah TANGKIS LAUT lengkap beserta refrensi
gambar dan foto-fotonya. Dalam forum Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas
Usulan, si TANGKIS LAUT itu mendapat urutan rangking 2 mengungguli 30 usulan
kegiatan sarana prasarana dari 15 desa lain. Dan setelah melalui
penghitungan Desain & RAB nya, dalam MAD Penetapan
Dana si TANGKIS LAUT itu teralokasi dana sebesar Rp. 196.053.650,- dengan
volume konstruksi panjang tangkis laut 117m dengan ketinggian 200cm atau sama
dengan tinggi 4 buis beton.
Seiring berjalannya waktu proses pelaksanaan, Tangkis laut dapat
dikerjakan meskipun banyak suka duka yang dirasakan khususnya para pekerja demi
terwujudnya tangkis laut tersebut. Banyak pekerja yang sakit karena tertimpa
batu pada saat melangsir (mengangkut batu-batu dari daratan ke lokasi) batu
gunung dan Buis Beton dari jalan raya ke tepi pantai yang jaraknya
sekitar 200 m dengan jalan yang dilalui banyak batu karang laut.
Tetapi karena sudah menjadi kebutuhan dan sudah menjadi kebiasaan
nelayan yang harus kelaut, hal itu tidak menyurutkan niat para pekerja bahkan
malah bertambah banyak pekerja yang ingin terlibat secara ramai-ramai.
Tantangan tidak berhenti sampai disitu, yang tidak kalah menarik adalah tantangan dari
ombak Selat madura yang datang, sehingga para pekerja tidak bisa bekerja
seperti biasanya orang bekerja dari jam 08.00-16.00 Wib.
Kondisi itu tak menciutkan niat para nelayan, mereka lalu menyesuaikan waktu
pengerjaan dengan jadwal pasang dan surutnya ombak laut selat madura, pekerjaan
dimulai saat subuh sekitar jam 05.00 WIB sampai dengan jam 10.00 WIB, kemudian
pekerjaan harus berhenti karena waktu pasangnya air laut.
Menurut fasilitator teknik, Rudi ST. Pembuatan buis betonya
dikerjakan secara mandiri oleh masyarakat di belakang kantor UPK. Alat
pengaduknya, Molen juga disewakan dari surabaya.
“Untuk kebutuhan pembuatan
tangkis laut ini dibutuhkan kurang lebih 1.600 buis beton. Karena masyarakat
menginginkan buis beton itu diproduksi sendiri agar menekan biaya pengirimanya,
kami kemudian memfasilitasi mereka ketrampilan pembuatan buis beton tersebut
dengan mendatangkan supplier buis beton,” kenang Rudi yang kini berpindah
tugas di kecamatan sepuluh kabupaten bangkalan.
Kontruksi tangkis laut yang dibuat warga Kwanyar Barat ini berbeda
dengan di daerah paciran, sambung Rudi. Buis Beton yang memiliki
lobang itu diisi batu-batu oleh warga, sementara di paciran diiisi dengan cor.
Diameter buis beton sebesar 70cm.
Sementara itu, Kepala Desa Kwanyar Barat tak bosan-bosanya mengutarakan
rasa syukur dan bangganya atas kerja keras warga khususnya nelayan dusun
begungan demi terciptanya rasa aman dan ketentraman warga yang selama ini kerap
mengeluh akibat berulang kali memperbaiki perahu-perahu yang didapati telah
rusak dihantam ombak, sementara hasil tangkapan ikan tak menentu.
“Saya
selaku kepala desa sangat bangga atas hasil kerja keras kita semua sehingga
bangunan tangkis laut ini bisa terwujud. Kami akan berusaha untuk bisa membantu
mendapatkan bantuan lagi dari sumber lain agar bisa membeli alat pembuatan buis
beton, sehingga jika terjadi kerusakan bisa langusng dibuatkan penggantinya,”
ujar Mudahri, Kepala Desa Kwanyar Barat saat memberikan sambutan dalam
Musyawarah Desa Serah Terima (MDST) hasil-hasil kegiatan dari Tim Pengelola
Kegiatan (TPK) kepada Desa.
1 comments:
salam kompak
Posting Komentar
Terimakasih, Masukan dan Sarannya