Pelatihan Pembuatan ‘Thiwul & Gathots’, Kelompok SPP “Pang Macan”, Desa Soket Laok Kec.Tragah-Bangkalan Madura
Pelatihan thiwul yang
diselenggarakan oleh kelompok SPP Yasinan “Pang Macan”, juga memperkenalkan gatho’ instan. Dua jenis
jajanan pasar ini sudah semakin jarang ditemui di penjual pasar, hal ini
berhubungan dengan proses pembuatannya yang rumit dengan harga yang murah.
Hampir semua pedagang dari beberapa desa di Jawa Timur susah mewariskan
ketrampilannya dalam membuat thiwul dan gathot. Menjadi peluang usaha yang
jelas di Kec.Tragah yang memiliki potensi bahan baku untuk mengembangkan
kembali produk thiwul dan gathot instan.
Berikut proses
pembuatan gathot:
Thiwul bisa menjadi
pengganti nasi sehingga juga dikenal dengan nasi thiwul saat dihidangkan dengan
sayur dan lauk-pauk. Hal ini yang bisa membuka peluang usaha bagi pengusaha
warung makan. Sedangkan, gathot biasa disajikan sebagai makanan pendamping kopi
atau minuman segar. Selain bisa dimakan sendiri gathot juga bisa membuka
peluang usaha bagi pedagang warung kopi. Peserta yang telah mengikuti pelatihan
bersiap mengembangkan usaha thiwul dan gathot, Camat Tragah Zakariya,SH
menyambut gembira dan siap mendukung pengembangan thiwul dan gathot instan khas
Tragah. ditulis oleh Djoko Widijanto, S.Pd (FK Kec. Tragah Kab. Bangkalan)
pnpmbangkalan.blogspot.com, Tragah - Memasuki
minggu pertama bulan April 2013, kegiatan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat-Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) Kecamatan Tragah, Kabupaten Bangkalan
melaksanakan pelatihan membuat thiwul.
Thiwul merupakan jajanan pasar lokal dari bahan baku gaplek dari ketela pohon (singkong).
Makanan ini sudah tidak asing lagi bagi penduduk Madura dan Jawa yang telah
membudaya. Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan kembali makanan khas
lokal yang semakin jarang diperdagangkan. Pada kesempatan ini kelompok SPP
Yasinan “Pang Macan” Desa Soket Laok Kec.Tragah mengadakan pelatihan membuat thiwul
pada tanggal 3-5 April 2013. Kelompok SPP yang diketuai oleh Sudarwati dan
anggotanya yang berjumlah 10-15 orang, terlihat antusias dalam mengikuti
pelatihan.
Kondisi
geografis Desa Soket Laok yang sebagian besar perladangan memiliki potensi
besar. Masyarakat Desa sebagian besar berprofesi sebagai petani, hasil
pertanian masih belum banyak dikembangkan secara produktif. Dalam hal ini
pelatihan thiwul ini diharapkan dapat membuka peluang usaha guna meningkatkan
produktifitas warga desa. Selama ini ketela pohon (singkong) hanya dijual dari hasil panen secara mentah, tanpa dioleh
lebih lanjut. “Dengan pembekalan pembuatan thiwul ini kelompok SPP khususnya
bisa mempelopori produktifitas gethuk khas Tragah”, kata Zaiful Amrin,S.Sos
selaku PjOK Kec.Tragah.
Awalnya
pesrta pelatihan memandang sepele dan kurang bersemangat, begitu mengikuti
pengarahan terlihat perubahan pola pikir. Selama ini gethuk hanya dikonsumsi
tanpa pengembangan sajian. “Pelatihan ini berupaya memberikan teknik pembuatan
gethuk hingga pengembangan sajian yang menarik”, kata Hartatik Istining,SE dan
Nasuha selaku pelatih yang didatangkan dari Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Sebelumnya Kec.Pronojiwo menjadi percontohan usaha ekonomi produktif PNPM-MPd
di Kab.Lumajang sejak tahun 2007. Dalam hal ini, Ir.Wiwik Dwikorawati, MM.,
selaku Fasilitator Kabupaten menjadi inspirator pelatihan saat memberikan IST
pada FK Kec.Tragah yakni Djoko Widijanto, S.Pd , mengenai pengembangan potensi
lokal dan penyegaran kelompok SPP-UEP. Hal tersebut disambut gembira dan
ditindak lanjuti oleh Zainal Ilmi,SE selaku Ketua UPK Kec.Tragah.
PNPM-MPd
Kec.Tragah telah memfasilitasi pelatihan pembuatan thiwul dan gathot instan,
sebagai bentuk program pengentasan kemiskinan. Pada ranah ini kelompok SPP bisa
memperkenalkan kembali jajanan pasar yang semakin langka tersebut. Pelatihan
ini memberikan proses produksi secara detil, proses pembuatan thiwul sebagai
berikut:
1. Gaplek dicuci sampai bersih, rendam selama 2 hari
2 malam dengan air mengalir
2. Setelah proses perendaman selesai gaplek
ditiriskan hingga bau (apek) gaplek
hilang
3. Gaplek dirajang tipis-tipis dan dijemur hingga
kering
4. Selanjutnya, digiling menjadi tepung
5. Tepung gaplek ditaruh di nampan dan dikasih air
sedikti demi sedikit lalu di interi
6. Hasilnya dijemur sampai kering, jadilah thiwul
mentah
7. Thiwul dikukus sampai matang setelah matang
dibiarkan sampai dingin
8. Dari hasil kukusan dipisahkan antara yang
menggumpal dan berbentuk bulatan kecil
9. Proses selanjutnya dibiarkan hingga kering
10. Thiwul siap
disajikanGambar 1: Proses pembuatan thiwul yang disaksikan oleh Faskab, Ir.Wiwik Dwikorawati, MM |
1. Gaplek dicuci sampai bersih, rendam selama 2 hari
2 malam dengan air mengalir
2. Setelah proses perendaman selesai gaplek
ditiriskan hingga bau (apek) gaplek
hilang
3. Gaplek dibersihkan dari kulit yang masih menempel
dan dirajang dalam bentuk kotak-kotak kecil
4. Gaplek yang sudah terbentuk dicuci sampai bersih
5. Kemudian
dikukus sampai matang
6. Setelah matang gathot dibiarkan dingin terlebih
dahulu
7. Selanjutnya, dijemur hingga kering dan memisahkan
dari yang gumpalan
8. Gathot siap disajikanGambar 2: antusiasme peserta pelatihan dalam mempraktekkan proses pembuatan gathot |
Pembeda
dalam proses pembuatan thiwul dan gathot secara instan yaitu dari ketersediaan
bahan baku yang sudah berbentuk tepung gaplek. Pembuatan thiwul dan gathot
instan lebih cepat dan mudah. Produk yang telah dihasilkan bisa dikemas dalam
plastik dan siap dipasarkan, dengan label kelompok SPP terkait. Dalam pelatihan
ini juga diberikan pengarahan mengenai strategi distribusi dan penanganan
masalah produksi. Analisa usaha thiwul dan gathot instan ini bisa memberikan
taksiran keuntungan hingga 500 ribu per-minggu.
yu
0 comments:
Posting Komentar
Terimakasih, Masukan dan Sarannya