Senin, 22 Juli 2013

TANGKIS LAUT SELAMATKAN PERAHU NELAYAN

Sukes Lawan Ombak, Nelayan Kwanyar Barat Bisa Tidur Nyenyak


TANGKIS LAUT: Kerja Keras Nelayan Bhagungan bersama PNPM  
Masyarakat dusun Bhagungan Desa Kwanyar Barat Kecamatan Kwanyar kini bisa tidur nyenyak, pasalnya mereka tak lagi merisaukan perahu-perahu yang ditinggal di pinggir laut meski malam ombak besar datang. Sejak adanya tangkis laut sebagai bangunan alat pemecah ombak, masyarakat yang banyak menggantungkan hidupnya dari hasil laut ini kini tak lagi khawatir perahu-perahu mereka rusak diterjang banjir saat ditinggal pulang.
Sejak Tahun 2009, Kecamatan Kwanyar dari 17 Kecamatan di Kabupaten Bangkalan menjadi lokasi sasaran program pembangunan nasional yang berbasis pemberdayaan ini (PNPM Mandiri Perdesaan), dengan alokasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sebesar Rp. 3 Milyard. Sejumlah 16 Desa di Kwanyar berkompetisi untuk mengajukan usulan kegiatan agar dapat didanai oleh PNPM MPd, salah satunya adalah Desa Kwanyar Barat.

Dalam tahapan perencanaan mulai dengan Musyawarah Desa Sosialisasi, penggalian gagasan dan Musyawarah Desa Perencanaan, masyarakat dusun Bhagungan sudah bergemuruh menyampaikan masalah penting yang menghambat mata pencaharian mereka selama ini.
Semula banyak yang mengkhawatirkan apakah usulan solusi menyelesaikan masalah yang selalu menghantui nelayan ini bisa terwujud apa tidak, terlebih mereka sendiri tidak memiliki gambaran bentuk dan teknis pembuatan bangunan yang diinginkan. Mereka hanya  menginginkan saat berangkat mencari ikan tak lagi mendapati perahu-perahu yang lepas dari tiang cangkarnya dan rusak akibat serangan ombak saat mereka tinggalkan.
Beruntung, salah satu tokoh paguyuban nelayan Dusun Bhagungan Desa Kwanyar Barat pernah melihat bangunan yang dimaksud oleh warga. Tasrip, salah seorang nelayan yang pernah menemui bangunan yang kemudian diketahui bernama TANGKIS LAUT itu di daerah perariran laut Paciran Kabupaten Lamongan.
“Bapak Ibu jangan khawatir dulu kalau rencana kita ini tidak bisa diwujudkan, seingat saya pernah melihat bangunan pemecah ombak itu di daerah Paciran Lamongan yang juga kawasan nelayan seperti disini,” kata Tasrip, tokoh nelayan Dusun Bhagungan itu saat mendapati teman-temannya pesimis.
Dan beruntung pula, Fasilitator Kecamatan (FK) Zuhri, yang bertugas di Kecamatan Kwanyar berasal dari Gresik bagian utara perbatasan dengan Paciran. Atas kegelisahan warga, kemudia Zuhri mengambil gambar tangkis laut di daerah yang dimaskud Tasrip.
Di sebuah balai nelayan, kemudian masyarakat memutuskan bahwa usulan yang diajukan untuk didanai nanti adalah TANGKIS LAUT lengkap beserta refrensi gambar dan foto-fotonya. Dalam forum Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas Usulan, si TANGKIS LAUT itu mendapat urutan rangking 2 mengungguli 30 usulan kegiatan sarana prasarana dari 15 desa lain. Dan setelah melalui penghitungan Desain & RAB nya, dalam MAD Penetapan Dana si TANGKIS LAUT itu teralokasi dana sebesar Rp. 196.053.650,- dengan volume konstruksi panjang tangkis laut 117m dengan ketinggian 200cm atau sama dengan tinggi 4 buis beton.
Seiring berjalannya waktu proses pelaksanaan, Tangkis laut dapat dikerjakan meskipun banyak suka duka yang dirasakan khususnya para pekerja demi terwujudnya tangkis laut tersebut. Banyak pekerja yang sakit karena tertimpa batu pada saat melangsir (mengangkut batu-batu dari daratan ke lokasi) batu gunung dan Buis Beton dari jalan raya ke tepi pantai yang jaraknya sekitar 200 m dengan jalan yang dilalui banyak batu karang laut.
Tetapi karena sudah menjadi kebutuhan dan sudah menjadi kebiasaan nelayan yang harus kelaut, hal itu tidak menyurutkan niat para pekerja bahkan malah bertambah banyak pekerja yang ingin terlibat secara ramai-ramai. Tantangan tidak berhenti sampai disitu,  yang tidak kalah menarik adalah tantangan dari ombak Selat madura yang datang, sehingga para pekerja tidak bisa bekerja seperti biasanya orang bekerja dari jam 08.00-16.00 Wib.
Kondisi itu tak menciutkan niat para nelayan, mereka lalu menyesuaikan waktu pengerjaan dengan jadwal pasang dan surutnya ombak laut selat madura, pekerjaan dimulai saat subuh sekitar jam 05.00 WIB sampai dengan jam 10.00 WIB, kemudian pekerjaan harus berhenti karena waktu pasangnya air laut.
Menurut fasilitator teknik, Rudi ST. Pembuatan buis betonya dikerjakan secara mandiri oleh masyarakat di belakang kantor UPK. Alat pengaduknya, Molen juga disewakan dari surabaya.
 “Untuk kebutuhan pembuatan tangkis laut ini dibutuhkan kurang lebih 1.600 buis beton. Karena masyarakat menginginkan buis beton itu diproduksi sendiri agar menekan biaya pengirimanya, kami kemudian memfasilitasi mereka ketrampilan pembuatan buis beton tersebut dengan mendatangkan supplier buis beton,” kenang Rudi yang kini berpindah tugas di kecamatan sepuluh kabupaten bangkalan.
Kontruksi tangkis laut yang dibuat warga Kwanyar Barat ini berbeda dengan di daerah paciran, sambung Rudi. Buis Beton yang memiliki lobang itu diisi batu-batu oleh warga, sementara di paciran diiisi dengan cor. Diameter buis beton sebesar 70cm.
Sementara itu, Kepala Desa Kwanyar Barat tak bosan-bosanya mengutarakan rasa syukur dan bangganya atas kerja keras warga khususnya nelayan dusun begungan demi terciptanya rasa aman dan ketentraman warga yang selama ini kerap mengeluh akibat berulang kali memperbaiki perahu-perahu yang didapati telah rusak dihantam ombak, sementara hasil tangkapan ikan tak menentu.
“Saya selaku kepala desa sangat bangga atas hasil kerja keras kita semua sehingga bangunan tangkis laut ini bisa terwujud. Kami akan berusaha untuk bisa membantu mendapatkan bantuan lagi dari sumber lain agar bisa membeli alat pembuatan buis beton, sehingga jika terjadi kerusakan bisa langusng dibuatkan penggantinya,” ujar Mudahri, Kepala Desa Kwanyar Barat saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Desa Serah Terima (MDST) hasil-hasil kegiatan dari Tim Pengelola Kegiatan (TPK) kepada Desa.

1 comments:

Posting Komentar

Terimakasih, Masukan dan Sarannya

Menurut Anda Usulan Yang Dibutuhkan Masyarakat Bangkalan Melalui PNPM?