Senin, 11 November 2013

Membuka Peluang Usaha “Thiwul & Gathot”

Pelatihan Pembuatan ‘Thiwul & Gathots’, Kelompok SPP “Pang Macan”, Desa Soket Laok Kec.Tragah-Bangkalan Madura


pnpmbangkalan.blogspot.com, Tragah - Memasuki minggu pertama bulan April 2013, kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) Kecamatan Tragah, Kabupaten Bangkalan melaksanakan pelatihan membuat thiwul. Thiwul merupakan jajanan pasar lokal dari bahan baku gaplek dari ketela pohon (singkong). Makanan ini sudah tidak asing lagi bagi penduduk Madura dan Jawa yang telah membudaya. Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan kembali makanan khas lokal yang semakin jarang diperdagangkan. Pada kesempatan ini kelompok SPP Yasinan “Pang Macan” Desa Soket Laok Kec.Tragah mengadakan pelatihan membuat thiwul pada tanggal 3-5 April 2013. Kelompok SPP yang diketuai oleh Sudarwati dan anggotanya yang berjumlah 10-15 orang, terlihat antusias dalam mengikuti pelatihan.



Kondisi geografis Desa Soket Laok yang sebagian besar perladangan memiliki potensi besar. Masyarakat Desa sebagian besar berprofesi sebagai petani, hasil pertanian masih belum banyak dikembangkan secara produktif. Dalam hal ini pelatihan thiwul ini diharapkan dapat membuka peluang usaha guna meningkatkan produktifitas warga desa. Selama ini ketela pohon (singkong) hanya dijual dari hasil panen secara mentah, tanpa dioleh lebih lanjut. “Dengan pembekalan pembuatan thiwul ini kelompok SPP khususnya bisa mempelopori produktifitas gethuk khas Tragah”, kata Zaiful Amrin,S.Sos selaku PjOK Kec.Tragah.


Awalnya pesrta pelatihan memandang sepele dan kurang bersemangat, begitu mengikuti pengarahan terlihat perubahan pola pikir. Selama ini gethuk hanya dikonsumsi tanpa pengembangan sajian. “Pelatihan ini berupaya memberikan teknik pembuatan gethuk hingga pengembangan sajian yang menarik”, kata Hartatik Istining,SE dan Nasuha selaku pelatih yang didatangkan dari Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Sebelumnya Kec.Pronojiwo menjadi percontohan usaha ekonomi produktif PNPM-MPd di Kab.Lumajang sejak tahun 2007. Dalam hal ini, Ir.Wiwik Dwikorawati, MM., selaku Fasilitator Kabupaten menjadi inspirator pelatihan saat memberikan IST pada FK Kec.Tragah yakni Djoko Widijanto, S.Pd , mengenai pengembangan potensi lokal dan penyegaran kelompok SPP-UEP. Hal tersebut disambut gembira dan ditindak lanjuti oleh Zainal Ilmi,SE selaku Ketua UPK Kec.Tragah. 

          Pelatihan thiwul yang diselenggarakan oleh kelompok SPP Yasinan “Pang Macan”, juga memperkenalkan gatho instan. Dua jenis jajanan pasar ini sudah semakin jarang ditemui di penjual pasar, hal ini berhubungan dengan proses pembuatannya yang rumit dengan harga yang murah. Hampir semua pedagang dari beberapa desa di Jawa Timur susah mewariskan ketrampilannya dalam membuat thiwul dan gathot. Menjadi peluang usaha yang jelas di Kec.Tragah yang memiliki potensi bahan baku untuk mengembangkan kembali produk thiwul dan gathot instan.


PNPM-MPd Kec.Tragah telah memfasilitasi pelatihan pembuatan thiwul dan gathot instan, sebagai bentuk program pengentasan kemiskinan. Pada ranah ini kelompok SPP bisa memperkenalkan kembali jajanan pasar yang semakin langka tersebut. Pelatihan ini memberikan proses produksi secara detil, proses pembuatan thiwul sebagai berikut:

1. Gaplek dicuci sampai bersih, rendam selama 2 hari 2 malam dengan air mengalir

2. Setelah proses perendaman selesai gaplek ditiriskan hingga bau (apek) gaplek hilang

3. Gaplek dirajang tipis-tipis dan dijemur hingga kering
4. Selanjutnya, digiling menjadi tepung
5. Tepung gaplek ditaruh di nampan dan dikasih air sedikti demi sedikit lalu di interi
6. Hasilnya dijemur sampai kering, jadilah thiwul mentah
7. Thiwul dikukus sampai matang setelah matang dibiarkan sampai dingin
8. Dari hasil kukusan dipisahkan antara yang menggumpal dan berbentuk bulatan kecil       
9. Proses selanjutnya dibiarkan hingga kering
        10. Thiwul siap disajikan
Gambar 1: Proses pembuatan thiwul yang disaksikan oleh Faskab, Ir.Wiwik Dwikorawati, MM
Berikut proses pembuatan gathot:
1. Gaplek dicuci sampai bersih, rendam selama 2 hari 2 malam dengan air mengalir
2. Setelah proses perendaman selesai gaplek ditiriskan hingga bau (apek) gaplek hilang
3. Gaplek dibersihkan dari kulit yang masih menempel dan dirajang dalam bentuk kotak-kotak kecil
4. Gaplek yang sudah terbentuk dicuci sampai bersih
5.  Kemudian dikukus sampai matang
6. Setelah matang gathot dibiarkan dingin terlebih dahulu
7. Selanjutnya, dijemur hingga kering dan memisahkan dari yang gumpalan
         8. Gathot siap disajikan

Gambar 2: antusiasme peserta pelatihan dalam mempraktekkan proses pembuatan gathot
Pembeda dalam proses pembuatan thiwul dan gathot secara instan yaitu dari ketersediaan bahan baku yang sudah berbentuk tepung gaplek. Pembuatan thiwul dan gathot instan lebih cepat dan mudah. Produk yang telah dihasilkan bisa dikemas dalam plastik dan siap dipasarkan, dengan label kelompok SPP terkait. Dalam pelatihan ini juga diberikan pengarahan mengenai strategi distribusi dan penanganan masalah produksi. Analisa usaha thiwul dan gathot instan ini bisa memberikan taksiran keuntungan hingga 500 ribu per-minggu.

         Thiwul bisa menjadi pengganti nasi sehingga juga dikenal dengan nasi thiwul saat dihidangkan dengan sayur dan lauk-pauk. Hal ini yang bisa membuka peluang usaha bagi pengusaha warung makan. Sedangkan, gathot biasa disajikan sebagai makanan pendamping kopi atau minuman segar. Selain bisa dimakan sendiri gathot juga bisa membuka peluang usaha bagi pedagang warung kopi. Peserta yang telah mengikuti pelatihan bersiap mengembangkan usaha thiwul dan gathot, Camat Tragah Zakariya,SH menyambut gembira dan siap mendukung pengembangan thiwul dan gathot instan khas Tragah. ditulis oleh Djoko Widijanto, S.Pd (FK Kec. Tragah Kab. Bangkalan)













yu

0 comments:

Posting Komentar

Terimakasih, Masukan dan Sarannya

Menurut Anda Usulan Yang Dibutuhkan Masyarakat Bangkalan Melalui PNPM?